PERBDEDAAN KUTIPAN, DAFTAR PUSTAKA, DAN CATATAN KAKI
Penulisan kutipan, daftar pustaka, dan catatan kaki berkaitan erat dengan
proses pengambilan data untuk kepentingan penulisan karya ilmiah.
Sebelum
membahas lebih lanjut mengenai kutipan, daftar pustaka, dan catatan kaki, kita
akan melihat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan data.
●Harus
mencantumkan sumber aslinya. Hal ini penting karena pengambilan data tanpa
mencantumkan sumber aslinya dapat dikategorikan sebagai penjiplakan atau
plagiat.
●Data
yang diambil harus sesuai dengan fakta, tidak boleh diubah ataupun direkayasa.
●Pengambilan
data hendaknya diperoleh dari sumber yang dapat dipercaya, baik dari
objektivitas, metode pengumpulan, (jika data diperoleh dari pengamatan,
pengujian, atau angket) maupun kewenangan pihak pemberi data.
KUTIPAN
Mengutip pendapat atau tulisan seseorang ada ket entuannya dan hal ini
sudah dibahas di kelas X. Hal yang perlu diingat adalahsebagai berikut.
●Kutipan
harus sama persis dengan aslinya, baik ejaan, susunan kalimat, dan tanda baca.
●Kutipan
yang panjangnya kurang dari 5 baris diintegrasikan dengan teks, spasi dua, dan
dibubuhi tanda kutip.
●Kutipan
yang panjangnya 5 baris atau lebih tidak harus diberi tanda kutip, dipisahkan
dari teks utama dengan jarak 2,5 spasi, jarak antarbaris satu spasi, serta
seluruh kutipan diketik ke dalam 5—7 ketikan.
●Bila ada
bagian yang dihapus, bagian ini diberi tanda titik-titik tiga buah.
●Tiap
kutipan diberi nomor pada akhir kutipan dan penulisannya setengah spasi ke
atas.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka atau bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul
buku-buku, artikel, dan bahan-bahan penerbitan lain yang mempunyai pertalian
dengan karangan yang telah disusun.
Daftar pustaka berfungsi sebagai sumber informasi bagi seseorang
peneliti/penulis agar hasil tulisannya dapat dipertanggungjawabkan.
Petunjuk
umum penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut.
●Daftar pustaka diletakkan pada
bagian akhir tulisan.
●Daftar pustaka tidak diberi
nomor urut.
●Nama penulis diurutkan menurut
abjad setelah nama pengarang dibalik.
●Tiap sumber bacaan diketik
dengan jarak satu spasi.
●Jarak antarsumber bacaan yang
satu dengan yang lainnya dua spasi.
Hal-hal
lain yang perlu kita perhatikan dalam penyusunan daftar pustaka adalah sebagai
berikut.
Nama
Pengarang
Penulisan
nama pengarang dari buku dengan seorang pengarang
●Nama keluarga ditulis sebelum
nama kecil atau inisial. (Untuk memudahkan penyusunan secara alfabetis.)
●Jika buku disusun oleh sebuah
komisi/lembaga, nama pengarang.
●Jika tidak ada nama pengarang,
urutan dimulai dari judul buku.
Contoh:
Keraf, Gorys. 1988. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta:
Gramedia.
Penulisan
nama pengarang dari buku dengan dua atau tiga pengarang
●Nama pengarang kedua dan ketiga
tidak dibalik. Ketentuan lain sama dengan bagian 1 di atas.
●Urutan nama pengarang harus
sesuai dengan yang tercantum dalam halaman judul buku dan tidak boleh ada perubahan
urutan.
Contoh:
Kridalaksana,
Harimurti dan Djoko Kentjono,ed. 1991. Seminar
Bahasa Indonesia 1968. Ende-Flores: Nusa Indah.
Penulisan
nama pengarang dari buku dengan banyak pengarang
●Hanya nama pertama yang dicantumkan
dengan susunan terbalik.
●Nama-nama pengarang yang lainnya
dituliskan dengan singkatan dkk.
Contoh:
Karso, dkk. 1994. Sejarah
Nasional dan Sejarah Umum. Bandung: Angkasa.
●Tahun Terbit
Tahun terbit ditulis sesudah nama
pengarang dipisahkan dengan tanda titik.
●Judul
Buku
Judul
buku digarisbawahi atau dicetak miring. Setiap huruf awal kata dalam judul
diketik dengan huruf kapital, kecuali kata depan dan konjungsi.
●Tempat Terbit
Tempat terbit ditulis sesudah
judul buku, dipisahkan dengan tanda titik.
●Penerbit
Nama
penerbit ditulis sesudah tempat terbit dipisahkan dengan tanda titik dua (:)
dan diakhiri dengan titik.
●Penulisan daftar pustaka dari
buku yang terdiri atas dua jilid atau lebih
Angka jilid ditempatkan sesudah
judul dipisahkan dengan sebuah tanda titik.
Tulisan jilid disingkat Jil. atau
Jld..
Contoh:
Soekmono,
R. 1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan
Indonesia. Jil. 2. Yogyakarta: Kanisius.
●Penulisan data pustaka dari
sebuah buku terjemahan
Nama pengarang asli diurutkan dalam
daftar urutan alfabetis.
Keterangan
penerjemah ditempatkan sesudah judul buku dipisahkan dengan tanda koma.
Contoh:
Multatuli.
1972. Max Havelar, atau Lelang Kopi
Persekutuan Dagang Belanda, terj. H.B. Jassin. Jakarta: Jambatan.
●Data Pustaka dari artikel
majalah
Judul artikel dan judul majalah
diapit oleh tanda petik.
Tidak ada tempat publikasi dan
penerbit, tapi dicantumkan nomor, tanggal, dan halaman.
Contoh:
Solihin, Burhan, dkk. Selamat Datang di Surga Nirkabel.Tempo. Edisi 4-10 April
2005, hal 90-91.
●Artikel
dari Harian
Tanda
titik dipakai sesudah nama pengarang/penulis, selanjutnya menggunakan tanda
koma sebagai pemisah.
Contoh :
Pramudianto. Denderita dan Pemulihan Nias.Kompas, 2 April 2005, hal 46.
CATATAN KAKI
Catatan
kaki adalah keterangan-keterangan atas teks karangan yang ditempatkan pada kaki
halaman karangan yang bersangkutan. Semua kutipan, baik langsung maupun tidak
langsung dapat dijelaskan sumbernya dalam sebuah catatan kaki.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam membuat catatan kaki
●Hubungan
catatan kaki dan teks ditandai dengan nomor penunjukan yang ditempatkan agak ke
atas setengah spasi dari teks.
●Pemberian
nomor urut yang berlaku untuk tiap bab atau untuk judul buku dipergunakan tanda
seluruh karangan. koma.
●Teknik pembuatan catatan kaki
adalah sebagai berikut.
○Sediakan
tempat secukupnya pada kaki halaman tersebut.
○Sesudah
baris terakhir dari teks dalam jarak 3 spasi harus dibuat sebuah garis, mulai
dari kiri sepanjang 15 ketikan.
○Dalam
jarak 2 spasi dan garis dalam jarak 5-7 ketikan dari margin kiri diketik nomor
penunjukan.
○Langsung
sesudah nomor, setengah ke bawah mulai diketik baris pertama dari catatan kaki.
○Jarak
antarbaris dalam catatan kaki adalah spasi rapat, sedangkan jarak antarcatatan
kaki pada halaman yang sama adalah dua spasi.
Unsur-unsur
yang ada dalam catatan kaki dan penulisannya adalah sebagai berikut.
●Pengarang
○Nama pengarang dicantumkan
sesuai urutan biasa, pada penunjukan yang kedua dan selanjutnya cukup
dipergunakan nama singkat.
○Bila
terdiri dari dua atau tiga pengarang, semuanya dicantumkan, sedangkan lebih
dari 3 orang cukup nama pertama.
○yang
dicantumkan. Nama yang lain digantikan dengan singkatan dkk.
○Penunjukan kepada sebuah
kumpulan sama dengan no (a) dan (b) ditambah singkatan ed. (editor) di belakang
nama penyunting dan dipisahkan dengan tanda koma.
○Jika tidak ada pengarang/editor,
langsung dimulai dengan judul.
●Judul
○Semua
judul mengikuti peraturan yang sama dengan daftar pustaka.
○Sesudah
catatan kaki pertama, penyebutan sumber yang sama digantikan dengan Ibid.,
Op.cit., Loc.cit..
○Sesudah
penunjukan pertama sebuah artikel dalam majalah atau harian, maka selanjutnya
cukup dipergunakan judul majalah atau harian tanpa judul artikel.
●Data Publikasi
○Tempat
dan tahun penerbitan dicantumkan pada referensi pertama dan ditempatkan dalam
tanda kurung dan dipisahkan dengan tanda koma, misalnya (Jakarta, 2005).
○Majalah
harus dicantumkan nomor jilid dan nomor halaman, tanggal, bulan dan tahun.
Semua keterangan dapat ditempatkan dalam kurung.
○Data
publikasi sebuah harian terdiri dari hari, tanggal, bulan, tahun, dan nomor
halaman. Penanggalan tidak ditempatkan dalam kurung.
Cara membuat catatan kaki
●Nama pengarang ditulis lengkap,
tidak dibalik.
●Antara nama pengarang.
●Tempat dan tahun terbit ditempatkan
dalam tanda kurung.
●Keterangan
tentang jilid ditempatkan dalam kurung sebelum tempat terbit atau di luar
kurung sebelum nomor halaman, dan ditulis dengan angka Romawi.
○Gorys
Keraf, Komposisi (Ende Flores, 1980), hal . 203.
○Pr amudianto , Penderitaan dan
Pemulihan Nias, Kompas, 2 April, 2005, hal. 46.
○Burhan Solihin, d kk . Selamat
Datang di Surga Nirkabel. Tempo, (April, 2005), hal. 90-91.
0 Komentar