GAGASAN UTAMA
MENULIS
A.
Gagasan Utama
Gagasan utama adalah hal di bahas
atau diungkapkan dalam bacaan. Gagasan diungkapkan dengan kata atau frase.letak
gagasan utama di awal paragraf (Deduktif), diakhir kalimat (Induktif), atau di
awal dan diakhir (Deduktif-Induktif). Dalam paragraf berjenis narasi dari
deskripsi utama dapat tersebar di seluruh kalimat.
Contoh 1:
Pemakiaan bahasa
Indonesia di seluruh Indonesia dewasa ini belum
dapat dikatakan seragam. Perbedaan dalam
struktur kalimat, lagu kalimat, dan ucapan terlihat dengan mudah. Pemakiaan
bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan sering dikalahkan oleh bahasa daerah.
Di lingkungan persuratkabaran, radio, dan televisi sudah terjaga dengan baik.
Para pemuka kitapun pada umumnya belum memperlihatkan penggunaan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar. Fakta-fakta di atas menunjukan bahwa
pengajaran bahasa Indonesia perlu ditingkatkan.
Gagasan utama paragraf tersebut
terdapat diawal paragraf (Deduktif), yaitu pemakaian bahasa Indonesia di seluruh
Indonesia belum seragam.
Contoh 2:
Mungkin anda pernah mendengar
tentang peristiwa perampokan mobil yang menimpa ronaldo, bintang sepakbola asal
brasil, dua tahun silam. Dasar nasibnya sedang apes, saat mengendarai BMW X-5
di Rio Janairo, ia dihadang tiga perampok bersenjata. Mobil kesayangannya pun
dibawa kabur perampok. Untunglah pemain asal internasionale Milan, klubnya saat
itu cepat bertindak. Dengan menumpang kendaraan yang lewat ia segera menuju
kantor polisi. Hanya dalam hitungan jam, mobilnya sudah ditemukan kembali di
pinggir kota Rio. Jangan salah! Ronaldo tidak memakai jasa paranormal.
Kebetulan mobilnya dilengkapi Automatic Verhicle Location (AVL), sistem
pemantau lokasi kendaraan yang terhubung dengan satelit Global Positioning
Sistem (GPS). Posisi mobil selalu dapat di ketahui dari
peta digital yang terpasang di mobil atau operator pemantaunya.
(Intisari, Juni 2003).
Gagasan utama paragraf terdapat
di akhir (Induksi), yaitu Posisi mobil selalu diketahui dari peta digital yang
terpasang di mobil atau operator pemantaunya.
Contoh
3:
Globalisasi dapat memberikan efek
positif terhadap umat manusia tetapi dapat juga memberikan dampak negatif.
Secara moral globalisasi dapat merupakan bentuk eksploitasi dari Negara yang
kuat terhadap negar-negar yang lemah. Globalisasi juga dapat menciptakan
ketidaksimbangan ekonomi dan merupakan suatu pemborosan terhadap Negara dan
masyarakat yang di kuasai oleh Negara-negara maju yang menguasai teknologi.
Dari segi sosial, globalisasi dapat merupakan suatu bentuk yang dapat
menimbulkan ketegangan-ketegangan sosial karena perbedaan antara yang punya dan
tidak punya (he have and the have nots) akan semakin lebar, sehingga dapat
menimbulkan ketegangan sosial yang semakin eksklusif. (mencari bentuk otonomi
daerah, J.Kaloh 2004).
Gagasan utama paragraf di atas
terdapat di awal dan di akhir paragraf (Deduktif-Induktif atau campuran).
B. Tanggapan Isi Bacaan
Setelah membaca sebuah bacaan,
kita sering memberi komentar positif atau negatif terhadap isi bacaan tersebut,
pemberi komentar itu di sebut dengan tanggapan terhadap isi bacaan. sebuah
tanggapan harus logis.
Contoh:
Membaca pemahaman sangat penting
dibandingkan dengan kemampuan berbahasa lainnya, misalnya, kemampuan mendengar.
Mendengarkan sesuatu sangat terbatas jangkaunnya seperti waktu, tempat, dan sebagainya.
Tetapi, dengan membaca pemahaman dapat dilakukan di mana dan kapan pun, serta
dapat dilakukan sewaktu-waktu, serta dengan cepat dapat menangkap isi bacaan.
Tanggapan
yang sesuai dan logis dengan isi bacaan tersebut adalah:
1.
Memang
diperlukan kemampuan membaca pemahaman untuk memahami dengan cepat isi bacaan,
atau
2.
Memang
benar membaca pemahaman efektif dilakukan untuk memperoleh informasi dengan
cepat.
C. Koherensi atau Kepaduan
Yang dimaksud dengan Koherensi
adalah kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dan kalimata yang lain yang
membentuk alinia/paragraf, wajar dan mudah tanpa ada kesulitan yang
menghalangi, dan tidak pula terasa pikiran melompat-melompat sehingga
membingungkan, dan membicarakan satu topik.
Contoh paragraf koherensi:
Tiap generasi mempunyai panggilan
masing-masing sesuai dengan zamannya. Generasi pencetus dan generasi pelaksana
telah menunaikan tugasnya dengan baik. Yang pertama berhasil membangkitkan
semangat keinginan bernegara; yang kedua berhasil menciptakan Negara merdeka.
Generasi pembina masih dalam ujian. Belum diketahui sampai dimana kemampuannya
untuk membina dan mengembangkan warisan situasi yang telah diterima; apakah
mereka itu membina dan mengembangkan nilai-nilai nasional sesuai dengan
martabat mereka, masih harus dibuktikan (Keraf, 1989: 75)
0 Komentar