Citraan dalam Puisi
Penulis: Jonapena
Citraan adalah gambaran suasana secara konkret tentang hal-hal yang ingin ditampilkan. Mungkin kamu masih bingung dengan pengertian tersebut. Terlebih dahulu, mari kita simak arti konkret menurut kamus. Jika kita merujuk ke Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konkret adalah nyata, benar-benar ada, berwujud, dapat dilihat, diraba, dan sebagainya. Misal, jika kamu membaca atau mendengar kata “batu”, kamu tentu bisa mengukur bahwa batu itu keras, bukan? Jadi, kata “batu” itu ialah kata konkret karena yang tergambarkan suasana dengan nyata dari kata batu ialah batu itu keras. Sekarang, coba kamu bandingkan dengan kata doa, bisakah kamu mengukurnya kata doa itu dengan baik? Bisakah kamu mengukur doa itu dengan penglihatan? misal dengan terang, gelap, atau berwarna (apa warna doa? tidak tahukan, memangnya doa itu ada warna, haha.. tidak kan). Bisakah kamu mengukur doa itu dengan pendengaran? misal dengan suara, merdu, melengking, dll. Bisakah kamu mengukur doa itu dengan penciuman? misal doa itu baunya harum, busuk, gosong, dll. Bisakah kamu mengukur doa itu dengan pencecapan, gerak, atau perasaan? Jadi, karena kata "doa" itu tidak mempunyai gambaran suasana wujud yang nyata, dan tidak (dapat) terukur dengan jelas, maka kata doa bukanlah kata konkret. Paham ya?
Untuk lebih jelas, perhatikan contoh penggunaan kata konkret dalam kalimat berikut ini:
Mangga ini rasanya manis.
Perlu kamu ketahui, kata “manis” pada kalimat di atas ialah kata konkret, dan kata “rasanya” pada kalimat di atas bukanlah kata konkret.
Kebalikan dari kata konkret itu sendiri ialah kata abstrak. Menurut KBBI abstrak adalah tidak berwujud dan tidak berbentuk. Seperti kata doa pada penjelasan sebelumnya, doa ialah kata tidak berwujud dan tidak berbentuk, serta tidak dapat diukur dengan nyata. Contoh kata abstrak kebalikan kata konkret lainnya ialah kata “cinta”, bisakah kamu mengukur dengan konkret atau dengan nyata kata “cinta”? tidakkan? “Oh, bisa, cinta dia padaku sangat besar dan setia” “Setiap hari dia menemani saya, memberi saya ini itu, berkorban jiwa dan raganya sepenuh hati tampa pamrih” Oalah, bukan itu maksud saya mengukur “cinta”, baca lagi deh, haha
Perlu digarisbawahi, berbicara tentang kata konkret bukanlah berbicara tentang makna kata itu, tetapi tentang gambaran suasana yang jelas dan nyata yang kita terima dari kata itu. Paham ya?
Kembali lagi ke citraan dalam puisi. Kamu tentu pernah membaca puisi kan? apakah kamu bisa menemukan contoh-contoh kata konkret dalam puisi? Sebelum kamu menemukan kata-kata konkret dalam puisi, terlebih dahulu mari kita simak beberapa jenis citraan yang sering kita temukan dalam puisi.
Citraan Penglihatan
Citraan yang ditimbulkan oleh indra penglihat
Contoh: merah
Citraan Pendengaran
Citraan yang ditimbulkan oleh indra pendengar
Contoh: merdu
Citraan Penciuman
Citraan yang ditimbulkan oleh indra pencium
Contoh: busuk
Citraan Pencecapan
Citraan yang ditimbulkan oleh indra pengecap
Contoh: kecut
Citraan Perabaan
Citraan yang ditimbulkan oleh indra peraba
Contoh: kasar
Citraan Gerak
Citraan yang menggambarkan sesuatu yang sedang bergerak
Contoh: berlari
Citraan Perasaan
Citraan yang menggambarkan sesuatu yang dirasakan
Contoh: bersedih
0 Komentar