Kaidah Kebahasaan Debat Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA

Kaidah Kebahasaan Debat 


Banyak hal yang perlu kalian kuasai ketika berdebat, selain mengusai struktur juga kaidah kebahasaan. Berawal dari modal struktur dan kaidah kebahasaan kalian dapat mejatuhkan lawan. Pada modul ini kalian akan mempelajari kaidah kebahasaan yuk kita mulai pelajaran ini.

a. Penggunaan kata kerja mental 

Sebagai teks yang bersifat argumentatif, teks debat banyak menggunakan kalimat opini. Sementara itu, kalimat opini pada umumnya ditandai oleh kata kerja mental, seperti mengetahui, mengerti, memahami, mengira, menduga, menginginkan, setuju. 

Contoh: 
  1. Anda mengetahui Jepang dan Korea adalah negara yang kuat. 
  2. Jadi, akan lebih mudah untuk memahami satu sama lain. 
  3. Mereka percaya bahwa mereka dapat menembus pasar internasional dengan menggunakan kemampuan penghasilan alami. 

b. Penggunaan kata ganti orang 

Teks debat termasuk ke dalam jenis teks yang melibatkan dua pihak yang berinteraksi secara langsung. Oleh karena itu, teks tersebut banyak menggunakan kata ganti orang pertama dan orang kedua. Kata-kata yang dimaksud, seperti kami, saya, Anda, saudara, kita. 

Contoh: 
  1. Saya sangat tidak setuju dengan pendapat ”Bahasa Inggris sebagai bahasa atau alat komunikasi yang penting di Indonesia.” 
  2. Saya tetap tidak setuju jika bahasa Inggris menjadi alat yang penting di era globalisasi.
  3. Anda mengatakan negara termaju menggunakan bahasa Inggris dalam berbicara.

c. Penggunaan konjungsi

Dalam mempertahankan argumen-argumennya, pihak Saya atau Anda sering menggunakan sejumlah alasan ataupun pernyataan-pernyataan yang menyatakan hubungan kausalitas, yang bersifat meyakinkan atau menyimpulkan. Pernyataan-pernyataan itu ditandai oieh konjungsi sebab, akibat, dengan demikian, jadi, dan sejenisnya.

Contoh:
  1. Kita akan dipandang sebagai orang yang cerdas karena memiliki kemampuan yang sama dengan orang asing.
  2. Jadi, saya tetap tidak setuju jika bahasa Inggris menjadi alat yang penting di era globalisasi.
  3. Akibatnya, rasa nasionalisme mereka luntur karena kebiasaan tersebut. Berkaitan dengan kepentingan untuk menguatkan suatu pendapat. teks debat banyak pula menggunakan konjungsi penerang bahwa. Kata tersebut berfungsi memperjelas pernyataan sebelumnya yang sangat diperlukan di dalam kegiatan menyatakan argumen-argumen.

Contoh ;
  1. Namun tidak sedikit yang beranggapan bahwa penggunaan internet memberikan kerugian dan dampak negatif bagi banyak pihak.
  2. Jadi, hal tersebut membuktikan bahwa bahasa Inggris tidak penting.
  3. Mereka percaya bahwa mereka dapat menembus pasar internasional dengan menggunakan kemampuan penghasilan alami.
  4. Mereka percaya bahwa kesuksesan bukan dari bahasa Inggris.

d. Penggunaan Kalimat Definisi

Teks debat juga sering kali menjelaskan suatu konsep, terutama pada bagian-bagian awal. Oleh karena itu, sangat wajar apabila di dalam teks tersebut banyak dijumpai kalimat-kalimat definisi, yang ditandai penggunaan kopula adalah. merupakan, yaitu, dan sejenisnya.

Contoh:
  1. Globalisasi adalah suatu kondisi yang tidak adajarak antara satu negara dengan negara lainnya.
  2. Kita adalah bagian dari dunia.
  3. Anda mengetahui Jepang dan Korea adalah negara yang kuat.
  4. Tiongkok adalah negara yang sukses di bidang perdagangan.
  5. Padahal, bahasa tersebut adalah bahasa nasional mereka sendiri.
Debat yang kita pelajari di sini adalah debat ilmiah, bukan debat kusir seperti yang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari.. Kesahihan argument yang disampaikan. Sebagai sebuah kegiatan ilmiah, debat dilakukan dengan menggunakan ragam bahasa baku sekaligus ilmiah. Pemilihan ragam bahasa ini dilakukan untuk menghindari salah tafsir, baik dalam ragam bahasa tulis maupun lisan, kelengkapan, kecermatan, dan kejelasan pengungkapan ide harus diperhatikan.

Berikut ini ciri ragam bahasa ilmiah.
  1. Kaidah bahasa Indonesia yang digunkan harus benar sesuai dengan kaidah bahasa baku, baik kaidah tata ejaan maupun tata bahasa (pembentukan kata, frasa, klausa, kalimat dan paragraf)
  2. Ide yang diungkapkan harus benar seuai dengan fakta dan dapat diterima akal sehat (logis), harus tepat, dan hanya memiliki satu makna, padat, langsung menuju sasaran, runtun dan sistematis. Hal itu tergantung pada ketepatan pemilihan kata (diksi) dan penyusunan struktur kalimat sehingga kalimat yang digunakan efektif.
  3. Kata yang dipilih memiliki makna sebenarnya (denotatif). Bahasa baku adalah ragam bahasa yang telah ditetapkan sebagai ragam yang dapat diterima dan berfungsi sebagai model untuk suatu masyarakat. Jadi, ada tiga aspek dalam bahasa baku yang saling menyatu yaitu kodifikasi , keberterimaan, dan difungsikan sebagai model. Selain itu, dalam debat sebaiknya penggunaan kata-kata berbahasa daerah atau asing, bahasa prokem dan bahasa gaul harus diminimalkan. Hal ini, bertujuan agar terhindar dari ketersingungan dan mengakibatkan acara debat karena antarpihak tidak saling memahami kata yang digunakan.
Perhatikan contoh kalimat berikut ini.
  1. Pemerintah seharusnya tidak menutup mata pada fakta bahwa UN telah memakan banyak korban.
  2. Banyak banget siswa jatuh bergelimpangan karena takut gagal dalam Ujian Nasional. 
Kalimat (1) dan kalimat (2) di atas merupakan contoh kalimat tidak baku. Ketidak bakuan keduanya karena menggunakan frasa bermakna konotatif yaitu frasa menutup mata dan jatuh bergelimpangan. Pada kalimat kedua, ketikdakefisienan kalimatnya juga disebabkan penggunaan kata-kata dari bahasa daerah yaitu kata banget.

Pembenahan kedua kalimat di atas agar menjadi kalimat ragam ilmiah yang baku dapat kamu lihat pada bagian berikut.
1. Pemerintah seharusnya peduli pada fakta bahwa UN telah memakan banyak korban.
2. Banyak sekali siswa frustrasi karena takut atau gagal dalam Ujian Nasional.

Rangkuman
Kaidah Kebahasaan Debat
  1. Penggunaan kata kerja mental. Kata kerja mental yang sering digunakan yaitu mengetahui, mengerti, memahami, mengira, menduga.
  2. Penggunaan kata ganti orang. Kata ganti orang yang digunakan yaitu kami, saya, anda, saudara, kita .
  3. Penggunaan konjungsi. Konjungsi kausaliatas yang sering digunakan yaitu sebab, akibat, dengan demikian, dan jadi.
  4. Penggunaan kalimat definisi. Kalimat definisi yang sering digunakan yaitu, adalah, merupakan, yaitu, dan ialah


Posting Komentar

0 Komentar

Ikuti

Tags

close