Contoh Soal Bahasa Indonesia SMA Kelas 10 Semester 1 dan Semester 2
Contoh Soal Menyusun Teks Laporan Hasil Observasi
Contoh Soal Mengembangkan Pendapat dalam Teks Eksposisi
Contoh Soal Menyampaikan Ide Melalui Teks Anekdot
Contoh Soal Melestarikan Nilai Kearifan Lokal Melalui Teks Hikayat (Cerita Rakyat)
Contoh Soal Membuat Kesepakatan Melalui Teks Negosiasi
Contoh Soal Berpendapat Melalui Debat
Contoh Soal Belajar dari Teks Cerita Ulang (Biografi)
Contoh Soal Mendalami Puisi
Contoh Soal Bahasa Indonesia SMA Kelas 11 Semester 1 dan Semester 2
Contoh Soal Menyusun Prosedur Kompleks
Contoh Soal Mempelajari Teks Eksplanasi
Contoh Soal Mengelola Informasi dalam Ceramah
Contoh Soal Meneladani Kehidupan dari Cerita Pendek
Contoh Soal Mempersiapkan Proposal
Contoh Soal Merancang Karya Ilmiah
Contoh Soal Menilai Karya Melalui Resensi
Contoh Soal Bermain Drama
Contoh Soal Bahasa Indonesia SMA Kelas 12 Semester 1 dan Semester 2
Contoh Soal Membuat Surat Lamaran Pekerjaan
Contoh Soal Menikmati Cerita Sejarah Indonesia
Contoh Soal Memahami Isu Teknis Lewat Editorial
Contoh Soal Menikmati Novel
Contoh Soal Menyajikan Gagasan Melalui Artikel
Contoh Soal Menilai Karya Melalui Kritik dan Esai
Bacalah penggalan drama berikut!
Ibu : (Tidak menoleh benar) Malam lebaran Narto, dengarlah tabuh itu bersahut-sahutan.
Pada malam lebaran seperti ini dia pergi, pergi dengan tidak meninggalkan kata.
Gunarto : (Agak kesal) Ayah … ?
Ibu : Keesokan harinya, hari lebaran, sesudah sembahyang aku memaafkan dosanya.
Gunarto : Kenapa ibu ingat juga waktu yang lampau, mengingat kepada orang yang tak pernah lagi mengingat kita.
Ibu : (Memandang Gunarto) Aku merasa ia masih ingat kita Gunarto.
Yang tergambar dalam penggalan drama di atas adalah konflik … .
Batin✔
Sosial
Alam
Fisik
Budaya
Bacalah penggalan drama berikut!
Satilawati : (berasa kasihan) Maafkanlah segala perkataanku yang kemarin itu, Kartili.
Jangan dimasukkan ke dalam hati.
Kartili : (Tersenyum) Tentu tidak, Satilawati. Aku mengerti keadaanmu kemarin itu.
Sekarang aku memuji kesetiaanmu terhadap Ishak. Sungguhpun telah engkau ketahui, bahwa ia ….
Satilawati : Gila, ya. Tapi ada sesuatu, suara halusku mengatakan, bahwa ia akan baik lagi.
Baik buat selama-lamanya.
Kartili : itu yang kuhargakan tinggi, Satilawati: kepercayaanmu kepada diri sendiri.
Satilawati dan biarpun ia tidak baik kembali, aku tidak juga dapat mengikatkan diriku
kepada orang lain.
Kejahatan Membalas Dendam, Idrus
Watak tokoh Satilawati berdasarkan kutipan drama di atas … .
Keras kepala, cepat tersinggung, baik
Baik hati, belas kasih, egois
Baik, egois, baik
Setia, penuh keyakinan, percaya diri✔
Pemarah, setia, keras kepala
Bacalah penggalan drama berikut!
Ibu : Pak Gi ini benar-benar seorang pejuang yang tak pernah melupakan cita-citanya.
Anak : Cita-cita yang mana, Bu?
Ibu : Bahwa yang tak kalah penting dengan perang melawan kemiskinan dan kebodohan. Lha, ini semua kan bukti keberhasilan beliau melawan kemiskinan?
Anak : Ibu sendiri kenapa tidak mengikuti jejak Pak Gi?
Ibu : Sebagai mantan bagian dapur umum, saya tetap berjuang terus, lho! Melawan kelaparan …”
Kado Istimewa, Jujur Prananto
Penggambaran watak Pak Gi yang diungkapkan pengarang pada penggalan di atas melalui….
Perbincangan tokoh lain✔
Ciri-ciri fisik tokoh
Reaksi tokoh-tokoh lain
Lingkungan sekitar tokoh
Perasaan tokoh
Ketegangan di dalam cerita rekaan atau drama disebut ….
Watak
Peristiwa
Dialog
Tokoh
Konflik✔
Bacalah penggalan drama berikut!
Nuniek : Bagaimana, Tien, Tony mu? Apa dia datang dari Jakarta?
Hastien : datang sih sudah! Tapi dasar lelaki, bosan aku berurusan dengan dia. Lagi orang tuanya yang bawel itu, malah menyalahkan saya.
Nuniek : Lho! Emangnya yang salah siapa?
Hastien : Ya, jelas dong. Kalau aku enggak dikasih itu kan nggak begini jadinya.
Nuniek : Kalau kamu nggak mau diajak itu, pasti nggak begitu!
Hastien : Kau juga menyalahkan aku?
Berdasarkan kutipan drama di atas, dialog yang menonjolkan watak tokoh Hastien adalah … .
(c) dan (e)
(a) dan (b)
(d) dan (e)
(b) dan (d) ✔
(a) dan (d)
Berdasarkan drama pada soal di atas penyebab konflik adalah … .
Hastien dan orang tuanya
Hastien
Tony✔
Nuniek
Hastien dan Tony
Bacalah penggalan drama berikut!
Calon suami : Kalau kita menikah nanti maukah kau menyumbangkan sebgaian gajimu untuk anak saya?
Calon istri : Apakah tujuanmu menikahi saya semata-mata untuk kepentingan anakmu, bukan untuk keluarga yang bahagia dan sejahtera?
Watak karakter calon istri pada penggalan dialog di atas adalah … .
Pemberani✔
Cengeng
Peramah
Kejam
Pemarah
Adegan Ponirah dan Marni dengan menggendong bakul dan mengenakan topi caping.
Marni : Pon ... Ponirah!
Ponirah : Ada apa?
Marni : Aku melihat sepintas bayangan orang di sana!
Ponirah : Tenang saja!
Marni : Tenang . . . tenang? Tenang bagaimana? Kalau musuh?
Ponirah : Musuh? Marni, kita ini jualan buah dan tidak punya musuh. Kita harus yakin, yang berani bergerak di malam hari hanya TNI. Ayo jalan!
Marni : Tapi bulu kudukku berdiri.
Ponirah : Maka jangan di sini, ayo terus jalan!
Keduanya berjalan dengan sesekali menoleh ke belakang. Topi caping di tangan kiri. Tangan kanan di balik seakan memegang senjata.
Situasi yang dilukiskan dalam penggalan drama itu adalah....
mengerikan
mencekam✔
menggelisahkan
mengerikan
menjengkelkan
Gadis : Aku tidak mengemis nyawa pada Tuan!
Van Dijk : Akan kita lihat nanti .... Hei kau Ibu! Siapkan dirimu! Kini giliranmu!
Ibu : Tidak! Tidak! Biarkan aku pulang. Demi kemanusiaan. Aku punya anak dua orang, masih kecil-kecil. Mereka terkunci. Jika aku harus mati buat mereka aku akan menerima dengan senang hati.
Simpulan dari penggalan dialog di atas yang paling tepat adalah ....
Van Dijk marah-marah kepada seorang gadis dan seorang ibu, karena tidak mau melayani perintahnya.
Seorang gadis desa dan seorang ibu melawan perintah Van Dijk sehingga mereka mendapat siksaan.
Seorang gadis dan seorang ibu disiksa oleh Van Dijk karena mereka bermasalah.
Seorang ibu lebih rela mati untuk anak-anaknya daripada harus menurut perintah Van Dijk.
Seorang ibu tidak mau menurut terhadap perintah atasannya. ✔
Bacalah penggalan drama berikut!
Asdiarti : Kenapa?
Yanti : Sangat ruwet!
Asdiarti : Kau dipaksa kawin oleh orang tuamu?
Yanti : Antara lain itu. Tapi banyak lagi soalnya.
Asdiarti : Apa?
Yanti : Ah, sudahlah. Sebaiknya kau tak usah memaksaku merigatakannya. Sulit. Terlalu sulit.
Asdiarti : Yah, aku tahu kau kerasan di rumah.
Yanti : (memandang)
Asdiarti : Itu persoalan yang banyak kita rasakan bersama.
Yanti : Kau juga mengalami seperti itu?
Asdiarti : Memang, cuma persoalanku tidak seberat persoalanmu.
Bagian dialog yang mendukung watak tokoh (Yanti) yang tertekan karena banyak masalah adalah ....
Sangat ruwet! ✔
(memandang)
Terlalu sulit
Kau juga mengalami seperti itu?
Ah, sudah.
0 Komentar